Cibinong-Bupati Bogor Ade Yasin menerima laporan kegiatan berakhirnya masa tanggap darurat bencana dari Komandan Distrik Militer (Kodim) 0621/Kabupaten Bogor, Letkol Inf Harry Sutrisno selaku IC Comander. Masa tanggap bencana yang dilakukan sejak 2 januari 2020 itu resmi berakhir.
Dalam sambutannya pada pertemuan di Pendopo Bupati (01/02/2020), Ade Yasin menyampaikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada forkopimda Kabupaten Bogor.
“Atas nama kemanusiaan dan panggilan hati, proses tanggap darurat bencana dengan cepat dapat kita laksanakan, ini dikarenakan kuatnya sinergitas dan kekompakan forkopimda” Pungkas Ade Yasin.
Ade Yasin mengatakan walaupun berakhirnya masa tanggap darurat bencana, pihaknya tetap fokus untuk rehabilitasi, relokasi dan revegetasi kedepan, ia akan terus berupaya meningkatkan kualitas management kebencanaan.
“Kami akan lakukan pemasangan sistem peringatan dini, normalisasi kembali sungai, penghijauan kembali lahan, serta edukasi untuk meningkatkan kapasitas desa tangguh bencana” Tegas Ade Yasin.
Bupati Bogor menghimbau kepada masyarakat yang terdampak agar tetap hati-hati, karena dikhawatirkan terjadi bencana susulan. Kendati demikian, pemerintah daerah terus berupaya mempersiapkan hunian yang layak untuk para korban.
“Demi kenyamanan masyarakat, hunian sementara yang layak menjadi prioritas kami, dan pembangunan hunian tetap dipersiapkan selesai sebelum bulan ramadhan” ungkapnya.
Bupati Bogor berharap agar Kabupaten Bogor dapat segera bangkit dan dapat mewujudkan Kabupaten Bogor yang tangguh bencana.
Sementara itu, Komandan Distrik Militer (Kodim) 0621/Kabupaten Bogor, Letkol Inf Harry Sutrisno menyampaikan besarnya kerugian akibat longsor dan banjir di Kabupaten Bogor ditaksir mencapai 1,5 triliun Rupiah.
Hal itu diungkapkan Letkol Inf Harry Sutrisno saat paparan berakhirnya masa tanggap bencana.
"Perhitungan nilai kerugian dampak bencana ditaksir mencapai Rp 1.582.197.430.567," kata Harry Sutrisno.
Kerugian ini terdiri dari beberapa kategori, seperti kerusakan rumah, jalan, jembatan, jaringan listrik, irigasi, pertanian, air bersih, sekolah dan relokasi.
Nilai kerugian tertinggi dialami dalam kategori kerusakan irigasi yang mencapai sekitar Rp 859 Miliar.
Disusul nilai kerugian rumah rusak sekitar Rp 108 Miliar lalu pertanian sekitar Rp 78 Miliar.( Andi/Diskominfo Kabupaten Bogor)