Ciawi- Sistem manajemen rekayasa lalu lintas (MRLL) baru ini diharapkan akan lebih memberikan nilai tambah bagi masyarakat sekitar Puncak karena lebih memberikan keleluasaan bagi masyarakat setempat untuk melakukan mobilitas karena tidak lagi berdasarkan buka tutup. "Keberhasilan sistem baru yang akan diuji coba nantinya juga bergantung dari disiplin dan partisipasi semua pihak," ujar Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Bambang Prihartono saat melakukan peninjauan di pos tmc Polres Bogor, Gadog, Ciawi pada Sabtu (5/10). “Kami menyusun konsep sistem MRLL yang baru ini sudah melalui kajian di lapangan dan simulasi, selain itu komunikasi dan koordinasi secara intens terus dilakukan dengan semua pemangku kepentingan, hingga nantinya uji coba dapat kita lakukan bersama,“ Bambang menguraikan. Sistem MRLL baru ini disebut Sistem 2-1 dan hanya diberlakukan pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu). Jika dalam rekayasa lalu lintas sistem buka-tutup kendaraan hanya bisa bergerak satu arah pada waktu tertentu (hanya Simpang Gadog menuju Puncak atau hanya arah sebaliknya), maka pada skema optimasi lajur 2-1 kendaraan dapat bergerak dari dua arah dalam waktu bersamaan. Pada skema ini, setiap akhir pekan jalur Puncak akan dioptimalkan menjadi tiga lajur. Pemisahan lajur dilakukan dengan menempatkan traffic cone sepanjang Jalur Puncak mulai dari Simpang Gadog hingga Taman Safari Indonesia. Dari tiga lajur yang ada, nantinya mulai pukul 03.00-13.00 WIB, lajur 1 dan 2 akan diperuntukkan bagi kendaraan yang mengarah ke Puncak (naik), sedangkan lajur 3 untuk kendaraan menuju arah Gadog (turun). Pada pukul 12.30 -14.00 WIB lajur 1 tetap diperuntukkan bagi kendaraan yang mengarah ke Puncak (naik), namun lajur 2 untuk sementara ditutup dari arah Simpang Gadog (naik) untuk memastikan lajur 2 bersih dari kendaraan yang menuju ke Puncak, sedangkan lajur 3 tetap untuk kendaraan menuju Simpang Gadog (turun). Selanjutnya setelah lajur 2 steril dari seluruh kendaraan, maka pada pukul 14.00-20.00 WIB arus lalu lintas berubah menjadi lajur 1 untuk kendaraan mengarah ke Puncak (naik), sedangkan lajur 2 dan 3 untuk kendaraan mengarah ke Simpang Gadog (turun). Selanjutnya, mulai pukul 20.00-03.00 WIB pengaturan lalu lintas kembali normal menjadi dua lajur untuk dua arah. Meski jam operasional sistem 2-1 telah ditetapkan, namun demikian jika kondisi di lapangan memerlukan tindakan insidental maka dapat diberlakukan diskresi kepolisian. Libatkan masyarakat, Bambang juga menyampaikan jika sistem 2-1 merupakan konsep yang diperoleh atas dasar masukan masyarakat. ”Setelah melaksanakan pertemuan bersama masyarakat sebanyak kurang lebih delapan kali, dan atas masukan masyarakat tersebut, bersama-sama kemudian kita susun lagi sistem 2-1 ini,” ujar Bambang. Melalui uji coba sistem 2-1 ini Bambang juga mengingatkan kepada masyarakat bahwa bukan berarti kemacetan di kawasan Puncak otomatis akan hilang. “Uji coba ini merupakan proses untuk mengetahui kondisi riil di lapangan sebagai upaya mengurangi kemacetan di Jalur Puncak,” jelas Bambang. Bambang juga menjelaskan bahwa MRLL baru dengan sistem 2-1 secara langsung melibatkan peran masyarakat setempat untuk ikut mengawasi. “Saat ini tengah dipersiapkan beberapa program seperti penyiapan dan pelatihan personel Petugas Keamanan Jalan Raya (PKJR) yang berasal dari masyarakat sekitar yang dilakukan oleh kepolisian, “ kata Bambang. Selain Satlantas Polres Kabupaten Bogor, kehadiran PKJR dari unsur masyarakat ini ikut menentukan efektiftas pengawasan di lapangan. "Persiapan sekaligus sosialisasi oleh stakeholder terkait dilaksanakan mulai 1 hingga 27 Oktober 2019," kata Bambang. Bambang juga menambahkan, setelah tahap uji coba Sistem 2-1 dilaksanakan, nantinya akan dilakukan analisis dan evaluasi bersama-sama untuk kemudian diambil kesimpulan, apakah efektif atau tidak untuk diteruskan sebagai metode MRLL di Kawasan Puncak. Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin Munawaroh mengatakan kanalisasi 2-1 untuk mengurangi kemacetan di Kawasan Puncak Bogor. Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan bahwa sistem one way yang sudah dilakukan selama 32 tahun tidak lagi akan diterapkan. Karena menurut Bupati Bogor Ade Yasin, warga tidak menginginkan adanya jalur one way karena mengganggu aktifitas warga. “Kami juga mendengar aspirasi masyarakat yang sudah jenuh dengan pola one way sekarang kita upayakan tidak one way tapi jalur 2-1, jadi ketika kondisi macet dua ke atas satu ke bawah dan ketika kondisi macet di atas juga dua kebawah satu ke atas,” katanya Namun saat ini penerapan MRLL sistem 2-1 masih dalam persiapan. Baik dari infrasyruktur ataupun sumber saya manusianyandan peralatannya. “Jadi nanti kami mengimbau kepada wisatawan tidak harus menunggu pagi atau sore hari karena sufah bisa melajukannkendaraannya ke wilayah puncak 27 oktober sekarang sedang latihan dulu uji coba,” ucapnya. (Andi/Diskominfo Kabupaten Bogor)