Menkominfo: Berantas Hoaks Butuh Dukungan Masyarakat
10-02-2019
31
Surabaya, Kominfo – Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyatakan upaya memberantas hoaks membutuhkan dukungan masyarakat. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo turut menggalakkan kerja sama dengan jaringan kelompok masyarakat yang punya kepedulian tinggi dalam memberantas hoaks.
“Kami bekerja sama dengan jejaring-jejaring. Bukan sekedar menyediakan informasi apakah ini hoaks atau bukan, tapi hasil crawling kami push kepada jejaring yang concern terhadap hoaks. Jadi kami yang mendekatkan diri ke kelompok masyarakat, yang nantinya akan bantu memviralkan lagi. Konten negatif kita isi dengan konten positif,” jelas Menteri Rudiantara dalam Diskusi Pers Melawan Hoaks pada peringatan Hari Pers Nasional 2019 di Grand City Surabaya, Jum’at (08/02/2019).
Dalam penilaian Menteri Rudiantara, sebagian masyarakat sudah punya kemampuan menggunakan teknologi digital, media sosial, dan aplikasi pesan; namun tidak memiliki kecapakan dalam menyaring informasi. Kondisi itu disebutnya sebagai permasalahan utama dalam memberantas hoaks di Indonesia.
“Sebagian masyarakat sudah bisa menggunakan media sosial ataupun pesan instan seperti WhatsApp, tapi belum mampu memilah dan memilih informasi mana yang baik, yang benar, dan mana yang hoaks. Ini permasalahannya,” tegasnya.
Oleh karena itu, Kementerian Kominfo mengupayakan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi dan Mesin Pengais Konten Negatif (AIS) sebagai bagian dari pemberantasan hoaks. "Gerakan Siberkreasi yang dijalankan dengan kolaborasi 90 organisasi masyarakat terus gencar dengan program-program literasi digitalnya ke berbagai daerah di Indonesia; sementara Mesin AIS secara aktif “mengais” konten-konten negatif yang beredar di dunia maya yang kemudian ditindaklanjuti dengan pemblokiran atau penutupan akun," jelas Rudiantara.
Menteri Kominfo memaparkan modus penyebaran hoaks. Menurutnya, pelaku penyebaran hoaks umumnya menyebarluaskan tangkapan layar atau screencapture akun media sosial yang kemudian disebarkan melalui aplikasi pesan.
“Pengalaman kami, modus yang digunakan biasanya orang yang menyebarkan hoaks itu (awalnya, red.) memposting di media sosial dengan akunnya. Dia posting berita yang tidak benar, lalu di-screenshot, setelah itu akun media sosialnya langsung di-take down (dihapus, red.). Screenshot inilah yang disebarkan diviralkan menggunakan WhatsApp,” jelas Rudiantara.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Kominfo juga mengimbau masyarakat untuk turut aktif memantau dan melaporkan konten hoaks. “Bantuan dari teman-teman melaporkan aduan hoaks sangat membantu. Saya yakin anak-anak muda Indonesia mempunyai rasa cinta bagaimana dunia ini tanpa hoaks. Laporkan kalau ada hoaks, lalu sebarkan hoaks yang sudah divalidasi Kominfo seluas-luasnya. Karena viral harus kita lawan dengan viral,” tegas Menkominfo.
Sumber