Babakan Madang - Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bogor menggelar Bimtek Pengelolaan Website Desa Dalam Kerangka Menuju Smart Village. Kegiatan ini berlangsung selama 2 (dua) hari, tanggal 8-9 Oktober 2019. Kegiatan bimtek pengelolaan Website Desa merupakan titik awal dalam pengembangan Smart Governance di desa-desa Kabupaten Bogor menuju Smart Village atau Desa Cerdas. Plt. Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bogor, Kardenal mengatakan, desa menjadi tumpuan pembangunan nasional saat ini. “Dilandasi pada kenyataan bahwa desa menjadi tumpuan pembangunan nasional, keberhasilan desa secara akumulatif akan mendorong kelangsungan ekonomi nasional maka posisi desa sungguh sangat penting, desa perlu dikembangkan secara inovatif menuju desa cerdas atau smart village,” kata Kardenal saat membuka Bimtek Pengelolaan Website Desa di Hotel Darmawan Park Sentul, Babakan Madang, Selasa (8/10/2019). Ia juga menjelaskan, smart village atau desa cerdas akan di desain sebagai pusat kreativitas warga. “Kita akan desain desa sebagai pusat kreativitas warga yang menggabungkan antara kegiatan ekonomi produktif dan kreatif, peningkatan pendidikan dan kesehatan, upaya pengentasan kemiskinan, dengan smart village ini kedepannya peran pemerintah desa lebih dioptimalkan agar dapat mengelola sumberdaya desanya secara efektif, efisien dan berkelanjutan,” jelasnya. Sementara itu, Kasi Pengembangan Layanan Aplikasi Informatika Pemerintah Daerah Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Dwi Farida Efrida mengatakan pemetaan smart village di Kabupaten Bogor sudah harus sesuai dengan potensi desa masing-masing. “Saya sangat senang melihat peserta bimtek ini masih muda-muda, untuk operator desa juga sudah bagus tentang teknologi, smart village ini harus sesuai dengan potensi desa masing-masing, bisa potensi wisata, pertanian, industri dan lainnya, saya lihat pemetaan dan master plan yang dibuat Diskominfo Kabupaten Bogor sudah bagus tinggal kedepannya ditindaklanjuti, jangan hanya semangat ketika bimtek saja,” kata Dwi. Ia pun menambahkan, pilar yang kita gunakan untuk smart city dan smart village itu hampir sama. “Pilar yg kita gunakan untuk program smart city dan program smart village itu hampir sama, hanya berbeda kalau di smart city ada smart branding sementra untuk smart village kita tidak menggunakan smart branding karenan menurut kami terlalu berat tanggung jawabnya kalau dipikul di tingkat desa, karena untuk menciptakan suatu brand atau memasarkan suatu brand itu sudah cukup di tingkat kabupaten atau provinsi saja” tambahnya. Peserta dari kegiatan ini adalah perwakilan dari masing-masing perangkat desa atau operator desa. (Derima / Ibeng / Edwan / Diskominfo)