CIBINONG-Masuki era New Normal industri pariwisata di Kabupaten Bogor terus bersiap dan berinovasi dalam menerapkan protokol kesehatan agar bisa kembali bergeliat di tengah pandemi wabah Covid-19. Hal ini dikatakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor, Ketua Tim Pemulihan Pariwisata Kabupaten Bogor, Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dan nara sumber lainnya saat berdialog di Radio Tegar Beriman (Teman) 95.3 Fm Diskominfo Kabupaten Bogor.
Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Wawan Gunawan menjelaskan, pada prinsipnya kementrian pariwisata dan ekonomi kreatif menerapkan protokol kesehatan di sektor pariwisata. Kita tengah berkoordinasi secara intensif dengan kementrian, lembaga serta stakeholder terkait untuk menyiapkan protokol-protokol yang nantinya bisa diterapkan bagi industri pariwisata yang tentunya berlaku untuk pariwisata di Kabupaten Bogor.
“Di era new normal ini apa yang harus kita persiapkan, pertama ada tanggap darurat, diantaranya membrikan bantuan bagi para pelaku usaha dan karyawan pariwisata yang terdampak. Saat ini kita ada pada fase pemulihan berupa revitalisasi khusunya di sektor wisata, mungkin kedepannya ada tahap berikutnya yakni normalisasi”, jelas Wawan.
Wawan menambahkan, sekarang ini bagaimana kita melihat untuk pariwisata, protokol kesehatan hingga keamanan jadi perhatian wisatawan. Contohnya, ketika wisatawan mau datang ke destinasi di daerah puncak. Pertama yang diperhatikan adalah apakah destinasi wisatanya siap atau tidak menerapan protokol kesehatan.
“Karena saat ini sudah menjadi sebuah tuntutan, kemanan harus dipastikan, kenyamanan juga harus dipastikan. Artinya wisatawan ini harus sudah mendapatkan kepastian atau jaminan kualitas protokol kesehatan, kalau mereka datang ke destinasi wisata tersebut ia tidak akan tertular virus”, terang Wawan.
Intinya, lanjut Wawan, saat ini harus betul-betul menggunakan perhitungan yang matang tidak boleh tergesa-gesa untuk membuka destinasi wisata. Kita harus sama-sama meyakini bahwa era new normal ini sudah menjadi tuntutan sekaligus peluang baru yang harus kita respon bersama.
Selanjutnya Ketua Tim Pemulihan Pariwisata Kabupaten Bogor Zainal Syafrudin, mengatakan, para pelaku usaha parawisata di Kabupaten Bogor sepakat ingin kembali kepada kehidupan kepariwisataan yang baik sesuai dengan tatanan new normal yang saat ini harus kita lakukan. Kami yakin untuk Kabupaten Bogor kedepan akan kembali maju pariwisatanya, karena kita merasakan bersama selama tiga bulan ini kita berada di rumah, ketika ada relaksasi mereka yang selama ini stay at home pasti akan mengejar destinasi wisata, restoran dan hotel.
“Saya ingin pariwisata di Kabupaten Bogor ini kembali berkembang di tengah kondisi new normal, oleh karenannya beberapa hari yang lalu kami bersama pemerintah Kabupaten Bogor sepakat pertama protokol kesehatan wajib dilakukan. Dan kami mengundang Bupati dan jajarannya untuk melihat apa yang sudah kami persiapkan untuk menyambut keadaan new normal”, ungkapnya.
Salah satunya, kata Zainal, di lapangan golf, penerapan protokol kesehatan sudah dilakukan, satu golf car hanya untuk satu orang, atau jika terpasa dengan supir ada penyekat antara supir dan pemain golf. Dan tentunya protocol kesehatan yang lainnya juga diterapkan seperti wajib menggunakan masker meski sedang berolahraga.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten Bogor, Muliadi memaparkan, salah satu destinasi wisata yang siap adalah Taman Safari Indonesia (TSI). TSI baru dibuka senin tanggal 15 Juni kemarin dan itupun membutuhkan waktu yang cukup lama. TSI kami anggap sudah sangat siap melaksanakan protokol kesehatan, dari mulai pintu gerbang sampai ke lokasi-lokasi yang akan dibuka. Pertama mereka melakukan simulasi-simulasi dan sudah diajukan secara tertulis dalam bentuk proposal. Kemudian selama seminggu kami lakukan evaluasi dan mereka tidak henti-hentinya melakukan simulasi agar lebih membiasakan keadaan new normal ini.
“Mulai dari kebiasaan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), Face Shield, masker, lalu ada pemeriksaan bagi setiap kendaraan yang masuk dengan pengukur suhu tubuh ada hand sanitizer di beberapa titik. Terakhir hari sabtu kemarin bersama Kapolda Jawa Barat melaksanakan rapid test dan hari Senin Alhamdulillah sudah mulai dibuka”, terangnya.
Kemudian untuk hotel dan restoran, tambah Muliadi, hampir seluruhnya yang kami monitor selama satu minggu rata-rata sudah siap. Bahkan Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi Jawa Barat ikut melaksanakan monitoring dan hanya memberikan beberapa saran seperti restoran dan hotel bisa menyediakan minuman jahe untuk memelihara stamina dan daya tahan tubuh.
“Insyaallah semua hasil dari monitoring dan evaluasi akan kita bawa ke Gugus Tugas Covid-19. Setiap pelaku usaha pariwisata yang akan membuka kembali tempat wisatanya wajib menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan Perbup no.35 tahun 2020 tentang Covid-19”, tandasnya.(Rido/Mey/Diskominfo)