CIBINONG - Ratusan Pemandu wisata atau pramuwisata kini harus banting setir agar tetap dapat menghidupi keluarga di tengah badai pandemi wabah Covid-19. Pemandu wisata Indonesia mengalami krisis financial karena tidak bisa bekerja seperti biasanya. Siapkah para ujung tombak parawisata Kabupaten Bogor ini beradaptasi dengan kebiasaan baru era new normal. Radio Tegar Beriman (Teman) 95,3 FM berdialog secara interaktif dengan Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) pusat dan pengurus DPC HPI Kabupaten Bogor di studio Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Bogor, Rabu (24/6).
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sang Putu Subaya mengatakan, kita adalah pekerja di sektor parawisata, ada 14 ribu orang yang tergabung dalam HPI di seluruh Indonesia. Kamilah orang yang paling terdepan untuk melayani tamu wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, jika pelayanan kami buruk akan berimbas pada parawisata di Indonesia. Maka kami harus bekerja dengan standar yang mengacu pada regulasi yang berlaku.
“Banyak sekali yang berganti profesi agar bisa bertahan saat pandemi, tapi kami mencoba terus memfasilitasi agar para tour guide di Indonesia ini bisa bertahan salah satunya kami akan mengundang trainer untuk memberikan pelatihan digital virtual tour, jadi ada virtual learning dan creativity. Tujuannya agar mereka tetap eksis di tengah pandemi virus corona”, papar Putu, sapaan akrabnya.
Kemudian Ketua DPC HPI kabupaten Bogor, Deni Hamdani menjelaskan, sebetulnya kami tetap semangat, kami sangat mencintai profesi ini. Saat ini memang betul kami sudah difasilitasi oleh pengurus HPI pusat untuk mengikuti pelatihan digital mengenai virtual tour, bagaimana caranya membuat vidio virtual tour, kemudian adanya lapak nasional yang bisa mewadahi teman-teman yang banting setir, yang punya prodak-prodak lokal.
“Kami ingin pariwisata di Kabupaten Bogor kembali pulih, kami sudah siap menhadapi kebiasaan baru di era new normal ini. Kami menghimbau kepada anggota HPI, tolong patuhi protokol kesehatan yang dianjurkan oleh pemerintah agar pandemi ini bisa segera berakhir”, terang Deni.
Selanjutnya, Wakil Ketua DPC HPI Kabupaten Bogor, Kamaludin menuturkan, dampak pandemi ini juga ada hikmah positifnya, yakni semangat kembalinya kebersamaan, ada pemberdayaan lagi. Dan yang penting, secara tidak langsung dengan adanya virtual learning dan virtual tour akan menambah kreatifitas teman-teman dalam beradaptasi dengan teknologi menghadapi era new normal di sektor parawisata ini.
“Kedepan kita harus disiplin mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun. Untuk mengunjungi destinasi tertentu kita harus memilih destinasi wisata sesuai peringkat resiko terpapar covid-19. Jadi kita harus memilih destinasi untuk wisatawan yang resiko terpaparnya lebih rendah”, tuturnya.
Sementara itu, Ketua Divisi Arab DPC HPI Kabupaten Bogor, Joy Efendi menjelaskan, saya mewakili teman-teman yang mayoritas berdomisili di wilayah puncak, memang betul banyak dari kita yang banting setir. Ada sekitar 1200 orang anggota yang ada di divisi Arab khususnya di wilayah puncak, baru sekitar sekitar 174 orang yang bersertifikasi. Ini menjadi tantangan tersendiri bagaimana setiap anggota memiliki sertifikasi kelayakan sebagai pemandu wisata juga ditambah dengan sertifikasi protokol kesehatan untuk menghadapi era new normal ini.
“Ini adalah tantangan yang harus kita hadapi kedepan, kalau adaptasi kebiasaan baru, Insyaallah para pemandu wisata sudah siap, tapi apakah tamu kita sudah siap. Ini yang menjadi perhatian kita bersama agar sama-sama mematuhi protokol kesehatan. Harapnnya ada perhatian khusus dari HPI pusat agar kami tetap bisa menjaga kualitas dan siap mengahdapi era new normal”, papar Joy.(RIDO/MEY/DISKOMINFO)