CIBINONG-Masih berada di tengah kondisi pandemi wabah Covid-19, Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kabupaten Bogor mulai melihat fase New Normal sebagai peluang baru dan tantangan untuk kembali bangkit. Seperti apa strategi yang harus dipersiapkan, hal ini diperbincangkan pada dialog interaktif Radio Tegar Beriman (Teman) 95,3 FM dengan Pemimpin Bank BJB Kantor Cabang (KC) Cibinong, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda, dan Ketua DPC IWAPI Kabupaten Bogor di studio Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Bogor (23/6).
Pemimpin Bank BJB Kantor Cabang (KC) Cibinong, Boy Panji Soedrajat menjelaskan, pada masa pandemi ini data kajian LIPI menyebutkan ada kejadian luar biasa, gelombang PHK mencapai 15,6 persen, penurunan pendapatan pekerja hampir 40 persen, bahkan 15 persennya sudah tidak lagi memiliki pendapatan. Di sisi UMKM sendiri hampir 95 persen terjadi penurunan pendapatan.
“UMKM harus bertahan di tengah pandemi ini, kontribusi UMKM terhadap 9Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 60,3 persen. Saya berharap para pelaku UMKM memegang tiga hal, pertama kita fokus pada produksi, kemudian fokus pada marketing dan selanjutnya kita fokus pada pencatatan. Jangan lupa, pencatatan itu penting untuk keuangan, dan untuk data base dalam mengembangkan bisnis”, jelasnya.
Boy menambahkan, maka yang perlu dispersiapkan pada fase new normal ini, adalah satu konsep yakni kegiatan ekonomi yang tetap memaksimalkan produktifitas dengan mengganti setiap aktifitas fisik yang membutuhkan tatap muka menjadi digital, contohnya digital marketing. Namun yang jelas saya sampaikan, UMKM tidak sendiri banyak yang sayang seperti pemerintah daerah, organisasi kemasyarakatan, perbankan dan akademisi.
“Bank BJB sangat mendorong kemajuan UMKM, kita punya paket relaksasi, jadi selama menghadapi pandemi ini kita berikan keringanan dalam dalam membayar pokok dan bunga. Mudah mudahan UMKM kita bisa bangkit kembali dan menjadi normal kembali”, tandas Boy.
Selanjutnya, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Djuanda, Lucky Hikmat Maulana mengatakan, saat ini UMKM harus mampu mengenali kecenderungan perilaku konsumen. Dari mengenali perilaku konsumen tersebut saya mencatat ada empat hal yang harus dipersiapkan oleh UMKM, pertama kecepatan dalam berbisnis, kedua adalah pintar dalam melihat peluang, ketiga buat jejaring yang kuat, dan keempat adalah ketangguhan.
“Saya berharap UMKM kedepan tetap berada pada jalur yang mampu mengenali perubahan perilaku konsumen terutama saat kondisi pandemi sekarang. Sehingga bisa menangkap peluang dan bekerja cerdas, iklas dan berjejaring. Karena dalam bisnis kalau dari hulu sampai hilir kita kerja sendiri maka akan kerepotan, jadi terus tingkatkan jejaring bisnis kita”, ujar Lucky.
Smentara itu, Ketua DPC IWAPI Kabupaten Bogor, Inne Roswianita menuturkan, di tengah pandemi wabah Covid-19 ini saya yakin UMKM banyak bergerak untuk berinovasi agar tetap bertahan. Dulu sebelum ada pandemi kita mungkin sering mengadakan pelatihan digital marketing. Pada saat itu mungkin dianggapnya tidak terlalu menarik dan masih sepi peminatnya, tapi keadaan saat ini justru sangat dibutuhkan.
“Kita harus perkuat strategi pemasaran secara digital untuk tetap berhubungan dengan para pelanggan. Untuk menghadapi pandemi global dan fase new normal saat ini, para pelaku bisnis harus terus berinovasi untuk dapat terhubung dengan para pelanggan”, tutur Inne.(Rido/Mey/Diskominfo)